<!--[if gte mso 9]><xml>
Meski dibabat namun terus merambat, dibakar tetap menjalar, dibunuh terus bertumbuh. Itulah sejarah gereja Tuhan. Sejak dari awal, kekristenan sudah menghadapi ancaman, tantangan, aniaya, pembantaian. Namun waktu telah membuktikan, sejarah telah menyaksikan, tidak ada yang mempu menghentikan laju perkembangan jumlah pengikut Yesus.
Raja Herodes sempat kalang-kabut bahkan sampai menderita tekanan jiwa gara-gara mendengar "ada raja orang Yahudi yang baru lahir di Bethlehem". Kelahiran Yesus menggoncang stabilitas istana. Seluruh penduduk Yerusalem terkejut. Dalam siatuasi yang sedang carut-marut karena urusan suksesi, Herodes sangat tidak nyaman dengan berita yang dibawa oleh orang Majus itu. Maka tanpa pikir panjang, ia segera mengeluarkan fatwa untuk membunuh semua bayi laki-laki. Ia tega membantai anak-anak yang tidak bersalah supaya bayi Yesus juga bisa dibinasakan. Namun sayang, malaikat Allah telah memberitahu bapak kepada orang Majus atau Maria dan Yusuf untuk mengungsikan bayi itu. Herodes mati sebelum bisa mematikan 'Raja dari segala raja'
Para ulama Yahudi juga ikut merasa terancam dengan perkembangan pengikut Yesus dari Nazaret. Dalam waktu yang sangat singkat, anak tukang kayu itu telah mendapatkan banyak pengikut. Terlalu banyak yang kagum dengan pengajaran serta keajaiban yang telah dilakukan-Nya. Yang buta melihat, lumpuh berjalan, terbelenggu dibebaskan dan yang mati dibangkitkan. Pengikutnya datang dari segala lapisan, mulai dari nelayan hingga pegawai perpajakan. Melihat perkembangan jumlah pengikut yang fenomenal, para imam bekerja sama dengan tentara Romawi bersengkokol untuk menghabisi nyawa-Nya dengan cara menyalibkan Dia di bukit Tengkorak. Ia memang mati terhina di atas kayu salib, namun Ia bangkit dari kematian pada hari yang ketiga. Para imam tidak menyangka dengan fakta yang ada di depan mata, mereka berusaha menutupi fakta itu dengan kebohongan "mayat Yesus dicuri oleh murid murid-Nya"
Dalam tempo yang sangat singkat, berita tentang kebangkitan itu telah memenuhi seluruh Yerusalem. Para murid yang penuh dengan kuasa Allah terus memberitakan tentang kematian dan kebangkitan Yesus meski menghadapi ancaman. Meski harus menghadapi siksaan, penjara, dan ancaman kematian, para rasul terus berjuang melaksanakan 'Amanat Agung'. Stefanus dirajam batu hingga menghembuskan nafas terakhir. Petrus dan Yohanes masuk keluar penjara. Namun dengan cara yang sangat mengejutkan pemuda yang menjadi pemimpin FPY 'Front Pembela Yahudi" justru bertobat dan menjadi juru dakwah. Ia murtad dan menjadi pengikut Yesus. Dalam waktu 10 tahun, ia berhasil menginjili 4 propinsi. Sekali lagi, aniaya tidak mampu menghentikan perkembangan gereja Tuhan.
Kaisar Nero geram dengan perkembangan kaum Salibi yang telah mengancam pemerintahan Romawi pada jamannya. Dengan cara yang sistematis, ia berusaha menghambat laju perkembangan mereka. Para pengikut Yesus harus membayar pajak tiga kali lipat. Jika mereka tidak bisa membayar, mereka harus segera menyangkali imannya kepada Tuhan. Jika tidak, mereka akan diadu dengan binatang buas. Dijadikan tontonan di stadion. Jika mereka mati, mayatnya akan dipancang di taman, dan pada malam hari akan dinyalakan sebagai obor penghias taman. Sungguh kejam, sadis dan tidak berperikemanusiaan. Namun semua usaha pembangaian itu tidak mampu menghentikan iman umat Tuhan. Kekristenan berkembang dan menjadi agama resmi di Eropa.
Menurut berita CNN, sejak reformasi sudah ada 1000 gereja yang dibakar atau dibongkar. "Penelitian yang dilakukan Universitas Canberra di Australia menyebutkan bahwa sejak Indonesia memasuki Era Reformasi total pembakaran gereja sudah lebih dari 1.000 kasus. Hal itu dikemukakan Perwakilan Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika. "Meski menghadapi sejuta rintangan dan tekanan kekristenan di Indonesia justru perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan agama mayoritas.” Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Din Syamsuddin pada bulan April 2014 menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat Islam Indonesia. Pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam mencapai 87,6 persen. Angka ini kemudian meningkat menjadi 88,2 persen pada sensus penduduk 2000. Yang memprihatinkan, kata Din, angka pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 1,2 persen. Sementara Kristen dua kali lipatnya, yakni 2,4 persen per tahun.
Sebaiknya Anda semua mendengarkan nasehat Gamaliel. "Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Jika kekristenan datang dari manusia, tidak usah dihalangi, dianiaya, dibakar gerejanya atau dikasih aturan surat tiga menteri, nanti akan berhenti sendiri atau musnah dari bumi ini. Tetapi jika kekristenan itu datangnya dari Allah yang Maha Tinggi, tidak ada tangan manusia yang bisa menghentikannya, jangan jangan Anda malah 'kuawalat', melawan kehendak Allah.
(Ditulis oleh Pdt Paulus Wiratno)